Sunday, March 10, 2013

The House of Silk

Keingintahuan yang mendalam, daya analisis deduktif serta keahlian menyusup Sherlock Holmes dalam memecahkan serangkaian kasus terkadang membawanya bersama Dr. Watson -sahabat sekaligus penulis biografinya- ke dalam bahaya yang tak terduga.

Bermula dari pengaduan Edmund Carstairs mengenai kasus perampok Irlandia yang merusakkan empat lukisan yang seharusnya dikirim kepada Cornelius Stillman -kolektor benda seni-. Mr. Carstairs menyebutkan adanya seseorang yang ia yakini merupakan anggota geng bertopi flat, yang mengikutinya secara mencurigakan. Kekhawatiran Mr. Carstairs ini semakin memuncak ketika brangkas di rumahnya dibobol oleh seseorang yang diduga merupakan orang yang sama dengan orang yang selama ini menguntitnya. Oleh karenanya, ia meminta bantuan Sherlock Holmes untuk memecahkan kasus ini.

Dalam proses penyelidikannya, Sherlock Holmes menemukan bahwa seseorang yang dicurigai oleh Mr. Carstairs telah tewas mengenaskan di suatu hotel. Penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh Sherlock Holmes ternyata berujung pada sebuah kasus besar, yang bahkan terlarang untuk disebutkan: The House of Silk, rumah sutera. Sekali lagi, karena rasa penasaran untuk menyelesaikan kasus ini, ditambah tanggung jawab atas kematian salah seorang anggota baru Laskar Jalanan Baker Street, Holmes sampai harus mendekam selama beberapa hari di penjara Holloway atas tuduhan palsu yang dilayangkan kepadanya.

Holmes begitu 'licin' dan cerdik, menggunakan kesempatannya sampai di penjara Holloway -yang akhirnya diketahui sebagai bagian dari rencananya- untuk mengungkapkan suatu perkumpulan rahasia terkait rumah sutera tersebut. Pada akhirnya, kedua kasus yang tidak berkaitan secara langsung ini: The House of Silk sekaligus The Flat Cap Case ditutup dengan begitu indah.

Dr. Watson menyebut kasus ini sebagai kasus terlarang, yang belum layak dipublikasikan bersamaan dengan kasus-kasus terkenal Sherlock Holmes, seperti Scandal in Bohemia, Study in Scarlet, The Greek Intepreter, The Hound of the Baskervilles, dan lain-lain, karena menyangkut suatu informasi yang cukup berbahaya apabila diketahui publik pada waktu itu. Diceritakan bahwa Dr. Watson, di hari tuanya, menuliskan kisah luar biasa ini -untuk mengenang kematian sahabatnya itu-, dan menguncinya di sebuah bank kustodian hingga tiba saatnya untuk dipublikasikan.

***

Anthony Horowitz, penulis yang menuliskan kisah Sherlock Holmes yang satu ini, benar-benar membuat saya terpikat. Saya rasa, beliau benar-benar ahli dalam 'melakukan' kejahatan dalam novel. Mr. Horowitz juga menggunakan sudut pandang seperti yang digunakan penulis aslinya dalam menjabarkan setiap permasalahan yang dialami dua sejoli tersebut.

"Kalau melihat setetes air, Sherlock Holmes mampu berpikiran asalnya dari Samudra Atlantik atau semacamnya; kalau aku (Dr. Watson) akan mencari keran."

No comments:

Post a Comment

author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com