Tuesday, May 10, 2011

Diambil, Diberkati, Dipecahkan dan Dibagikan


Pada tanggal 1 Mei 2010 yang lalu, saya menjalani masa Mistagogi, yaitu tahap akhir pembaptisan di mana kita diberitahui misteri Gereja Katolik. Dalam acara ini, saya dipersiapkan untuk menapaki dunia baru dalam Gereja termasuk pentingnya Ekaristi dalam hidup sebagai anak-anak Allah.

Sebagai kenang-kenangan baptis, Gereja memberikan dua buah buku yang berkaitan dengan Ekaristi. Yang pertama adalah buku Tata Perayaan Ekaristi, berwarna merah hati yang sudah sering saya jumpai. Yang kedua adalah buku karangan Henri J. M. Nouwen yang berjudul Life of the Beloved. Buku yang saya terima sudah diterjemahkan oleh Bapa Uskup Mgr. Ignatius Suharyo dengan judul baru: Diambil, Diberkati, Dipecah dan Dibagikan.


Henri J. M. Nouwen
Buku ini bisa saya katakan menarik. Mengapa? Dalam hidup orang beriman, Ekaristi menjadi puncak dari kehidupan rohani umat Kristiani. Ekaristi dilatarbelakangi oleh perjamuan terakhir yang diperkenalkan oleh Yesus Kristus sendiri. Dalam kehidupan Kristiani, peristiwa ini dikenangkan dalam sebuah sakramen di mana umat menerima roti yang telah diberkati dan dipecah-pecahkan.

Bermula dari pertemuan Nouwen dengan sahabatnya, istilah "Pribadi yang Dikasihi" menjadi satu hal yang bermakna dalam pikirannya. Muncul banyak sekali pertanyaan seputar hidup rohani, "Apakah saya adalah pribadi yang dikasihi?" Sebagai seorang pastur, Nouwen telah mengunjungi beberapa tempat termasuk penampungan orang-orang cacat. Dari sinilah, muncul suara Tuhan dalam pikirannya: kedamaian dan kebahagiaan yang akan diperoleh oleh seseorang adalah karena ia pribadi yang dikasihi. Sudahkah saya atau Anda menjadi pribadi yang dikasihi?

Dalam bahasa sederhana, Nouwen menyajikan "Ekaristi" dalam kehidupan dunia sekuler saat ini. Untuk menjadi pribadi yang dikasihi, Nouwen memperkenalkan spritualitas ini dalam empat bagian layaknya "Ekaristi" dalam kehidupan sehari-hari.

Diambil
Akan lebih tepat jika istilah diambil lebih dihayati sebagai dipilih. Bahwa kita adalah orang-orang yang dipilih. Langkah pertama dalam hidup rohani adalah mengakui dengan sepenuh hati bahwa kita sudah diambil. Hal itu berarti ada sesuatu yang istimewa dalam pribadi kita. Nouwen bahkan menjelaskan secara teperinci dalam bagian ini. "Kita adalah pribadi-pribadi yang dipilih oleh Allah, juga kalau dunia tidak memilih kita." Semangat inilah yang menjadi awal hidup rohani yang dimiliki oleh anak-anak Allah.

Diberkati
Setelah kita dipilih sebagai anak-anak Allah, kita juga diberkati. Berkat adalah hal istimewa dalam peneguhan iman kita. Hanya saja terkadang kita terlalu sibuk, sehingga kita tidak merasakan berkat-berkat kecil di sekitar kita. Justru dengan bertemu orang cacat, kaum miskin dan difabel, berkat itu mengalir melalui mereka. Ada dua hal penting yang dapat kita lakukan agar kita merasa sebagai pribadi yang diberkati, yaitu doa dan kehadiran. Doa menjadi jalan bagi kita untuk mendengarkan kata-kata berkat, serta kehadiran adalah perhatian kita kepada berkat, setiap hari, setiap saat.

Dipecah-pecahkan
Tidak mudah bagi kita, -setelah diambil dan diberkati- kemudian dipecah-pecahkan. Menurut Nouwen, peristiwa ini melambangkan bahwa kehidupan kita harus dipecah-pecah atau dibentuk. Mungkin saya harus jatuh ke dalam jurang yang paling dalam atau mengalami keterpecahan dalam kehidupan kita, barulah kita mengenal solusi yang tepat untuk menghadapinya. Langkah pertama menuju penyembuhan bukanlah langkah menjauh dari penderitaan itu, melainkan langkah mendekatinya. Menyadari kompleksitas dalam kehidupan kita, seharusnya kita kagum akan misteri kehidupan kita.

Dibagi-bagikan
Setelah mengalami keterpecahan, maka kita siap untuk dibagi-bagikan. Yaitu, menjadi berkat bagi sesama kita. Dengan dibagi-bagikan, menjadi jelas bahwa kita dipilih, diberkati dan dipecah-pecahkan bukan untuk kita sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Akan menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi kita ketika kita bisa membuat orang lain bahagia.

Saya merasa bahwa hidup kita akan sia-sia jika kita hanya memikirkan pusat kehidupan kita hanyalah pada diri kita sendiri. Bahkan, peristiwa perjamuan malam terakhir yang diadakan oleh Yesus bersama murid-muridnya pun memiliki arti tersendiri. Bagi saya pribadi, mengalami keempat hal ini adalah tantangan baru dalam kehidupan ini karena saya harus membuang seluruh idealisme yang berpusat kepada saya serta menerima kehidupan saya di tengah orang-orang lain. Mungkin, saya mendapatkan sedikit jawaban, mengapa saya harus hidup di dunia ini.

Life of the Beloved

Jika kasih memilih, ia memilih dengan kepekaan yang sempurna terhadap keindahan khusus dari yang dipilih, dan kasih memilih tanpa membuat yang lain merasa dikecualikan.

† Alleluya †

2 comments:

  1. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya?? ^__^

    The new journey has begun. =))

    ReplyDelete
  2. Betul sekali...

    Ayo rapalmat, we create our own world with peace... i believe, it will be spread all over the world...

    ReplyDelete

author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com