Gedebus dan teman-teman kecilnya Sebuah catatan, ulasan dan ideologi.


Matahari sudah berada tepat di atas kepala orang-orang, namun aku masih terduduk di salah satu sudut kafe di daerah Pecenongan. Sebuah pemikiran melayang-layang di waktu kritis; antara semangat dan sayup-sayup kelelahan di siang hari. Pemikiran yang muncul dari emosi yang terbakar, seperti semangat mereka yang terbakar oleh pancaran sang Surya.

Sambil mengarahkan mata ke monitor laptop, aku menantikan sebuah pesan dari seseorang yang misterius di seberang lautan. Alih-alih mengerjakan bagianku, aku membuka sebuah tulisan sederhana bertajuk Ujung Jalan.
Menunggunya di ujung jalan membuat setiap langkah yang diambilnya penuh makna.
Akhirnya penantianku akan dirinya selama ini akan berakhir bersambut dengan kehadirannya.
Meskipun dalam hati selalu bertanya: Apakah memang pantas dia untuk kunantikan?
Beberapa kalimat yang semakin menaikkan pemikiran emosional ini. Pandanganku teralihkan oleh kopi susu yang aku pesan. Satu sruput aku habiskan dalam beberapa detik sebelum aku melanjutkan layangan pandanganku ke alam lain, hingga aku kembali mempertanyakan "Apakah memang pantas dia untuk kunantikan?"

Teringat sebuah kisah mendung, di mana romansa yang pernah aku alami harus berakhir dengan perpisahan. Kala itu aku berkata dalam hati, "Belumlah aku menemukan kesetiaan seperti secangkir kopi ini. Kopi yang selalu meneriakkan rasa asam dan pahit. Tiadalah kopi yang lebih pahit daripada kenyataan yang pernah aku alami." Ah! Sekali lagi pemikiran dramatis yang bocah banget.

Semangat akan penantian itu kembali hadir, apalagi bagi dia yang akhirnya bersedia mengambil langkah yang penuh makna itu. Satu teguk untuk kedua kalinya mengakhiri pemikiran penuh emosi ini.

Jakarta, 10 Juli 2015
Untuk rekan seperjalananku (yang tidak jadi jalan), Ndari.

Suatu sabtu di kantor, saya melihat teman saya main game yang desainnya bagus. Saya nyobain satu-dua level, ternyata lumayan juga! Akhirnya saya memutuskan untuk ikutan beli game tersebut: Monument Valley.

Ekspresionis Abis!

Monument Valley termasuk dari beberapa games berbayar yang saya beli. Selain karena desainnya yang cakep, gameplaynya juga mudah dimengerti. Hanya saja, yang memainkan harus punya daya imajinasi yang tinggi untuk mengutak-atik ilusi optik.

Sang karakter utama, Ida, berada di sebuah dunia antah berantah tanpa acuan gravitasi yang konsisten. Dari tempat awal, Ida harus berjalan menelusuri area hingga mencapai altar. Di atas altar, Ida harus meletakkan kunci-kunci geometri untuk maju ke level selanjutnya.

Jujur, saya agak bingung menjelaskannya lewat kata-kata. Namun apabila Anda pernah membaca komik manga Yu-Gi-Oh!, maka permainan ini mirip di dunia di dalam piramid ingatan Yugi. Lebih greget kalau pada main langsung gamenya.

Monument Valley
Developer - UsTwoGame rating - Everyone
Genre - Strategy
Platform - Android, iOS
Official website - www.monumentvalleygame.com
Untuk versi 2.3.0, terdapat tiga dunia yang dapat dimainkan:

  • Original, terdiri dari 10 stage (Rp 13.000,00). Dalam stage ini, diceritakan mengapa Ida harus berpetualang menyusun kembali monumen-monumen geometris. Stage pertama akan menjelaskan cara bermain di game ini.
  • Forgotten Shores terdiri dari 8 stage (Rp29.000,00). Stage ini merupakan kelanjutan dari original. Menambahkan beberapa gerakan-gerakan geometris yang tidak ada di versi Original.
  • Ida's Dream hanya terdiri dari 1 stage. Stage ini didedikasikan khusus untuk charity. Ada satu bagian yang cukup sulit, ketika memutar dunia yang hanya terdiri dari dua dimensi.
Hanya butuh beberapa jam untuk menyelesaikan game yang cukup menguji kreativitas kita. Penasaran dengan game ini? Monggo dibeli di Play Store atau App Store dan selamat berimajinasi.

Bertubuh kecil dibanding koleganya, Soegija muda tampak memiliki tatapan yang tajam dan kritis. Berbekal rasa penasaran serta kepribadian luhur ala Jawa, Soegija mengasah kehidupan spiritualnya hingga ke Eropa; mencari tahu khasanah kehidupan yang mengantarnya pada istilah yang dikenal dengan 100% Katolik 100% Indonesia.

Siapakah Soegija?

Bagi para jajaran pendiri negara, beliau dikenal sebagai salah seorang pahlawan perjuangan, terutama dalam peristiwa pertempuran lima hari di Semarang. Perjuangan yang beliau lakukan bukanlah mengangkat senjata melawan penjajah, namun melindungi para rakyat pribumi dengan melakukan gencatan senjata yang direncanakan oleh tentara Jepang untuk membantai rakyat pribumi.

Bagi umat Katolik Indonesia, beliau dihormati sebagai uskup pribumi pertama. Beliau berdiri di atas rasisme yang dibangun oleh para kolonial, sekaligus membuktikan bahwa Gereja Katolik mengatasi segenap perbedaan -seperti yang tertulis di Kitab Suci, di dalam Kristus tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan Yunani begitu pula tidak ada perbedaan antara orang Eropa dengan Jawa, Cina, dan sebagainya.

Epilog

Dalam novel biografi singkat ini, Ayu Utami mencoba mengungkapkan kembali perjalanan hidup sang Uskup Pribumi ke dalam bahasa yang sederhana dan populer. Dengan menitikberatkan pada peristiwa-peristiwa penting seorang Soegija -pemuda Jawa yang lahir di lingkungan keraton Surakarta, menemukan jati diri bersama Romo Van Lith, belajar hingga ke negeri 'penjajah' hingga kembali ke tanah air untuk berjuang bersama rakyat Indonesia. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi dari film Soegija garapan Garin Nugroho dan SAV Puskat).

Melalui buku ini, pembaca akan menemukan sisi lain dari pemuda Gereja Katolik yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

100% Katolik, 100% Indonesia

*) Gambar diambil dari historia.id


Versi Hack Pertama yang Saya Mainkan

Setelah sukses dengan Pokemon hingga generasi kelima, beberapa programmer mencoba untuk membuat versi lain dari game RPG ini. Ada beberapa game custom Pokemon, namun saya tertarik memainkan versi Light Platinum. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba memberikan sedikit pengantar dan review dari game ini.

Pokemon Light Platinum

Game Rating - Everyone
Genre - Role Playing Game
Platform - Gameboy Advance
Official Website & Download ROM - pokemonlightplatinum.com

Pokemon Light Platinum merupakan versi hack dari Pokemon Ruby dengan penambahan banyak pokemon-pokemon baru, penambahan sprite atau grafis dan tentu saja storyline. Meskipun demikian, bagi para gamers yang sudah akrab dengan cara bermain Pokemon Ruby tentu tidak akan sesulit para gamers Pokemon Red atau Gold (classic) untuk memahami game ini.

Brief Storyline

Seperti pada game-game sebelumnya, diperkenalkan karakter utama yang akan mewakili kita sebagai Pokemon Trainer di dalam game. Di awal game, kita digambarkan sebagai karakter utama yang tinggal di sebuah kota kecil Yellow di Zhery Region. Tugas kita adalah berpetualang melengkapi delapan lencana dari delapan gym di kota-kota besar Zhery Region untuk mencapai Elite Four Zhery serta mengalahkan sang Champion dari Zhery.

Setelah selesai dari Zhery Region, kita akan melanjutkan petualangan di Lauren Region. Kurang lebih sama, ada delapan lencana dari gym-gym di Lauren hingga mencapai Elite Four Lauren. Seiring dengan petualangan, kita akan sering "diganggu" oleh rival-rival main. Ada dua macam rival: yaitu rival yang seperjuangan, seperti Ash Ketchum; dan juga rival korup yang disebut sebagai Team Steam.

Team Steam -sama seperti Team Rocket, adalah organisasi yang berambisi menguasai dunia Pokemon yang dipimpin oleh Zero. Ambisi mereka adalah menangkap pokemon pertama Arceus, pencipta pokemon-pokemon lainnya. Tugas kita adalah menghambat gerak-gerik mereka.

Fitur-fitur dalam Pokemon Ruby seperti: Pokemon Beauty Contest, Safari Zone, Daycare, dan lain-lain masih tetap dijaga kecuali pertandingan ganda campuran (hehehe). Setelah menjadi juara baik di Zhery maupun di Lauren, maka tibalah saat kita berburu pokemon-pokemon legendaris dari Pokemon generasi pertama.

Review

Setelah memainkan (tentu saja no cheat) sampai mengejar pokemon-pokemon legendaris, boleh lah saya mulai memberi nilai pada game ini.
  • Gameplay : 4 / 5
  • Grafik : 4 / 5 (standar Gameboy Advance)
  • Storyline: 3.5 / 5 (tingkat kerumitan masih di bawah Ruby, beberapa dialog yang terjadi sama, ketersediaan petunjuk teka-teki sedang)
  • Glitch : 3.5 / 5 (masih ada glitch, seperti bisa berjalan di tepi perbukitan, ada papan nama yang tidak muncul keterangannya, Pokedex Hoenn-nya sepertinya kurang relevan, muncul huruf aneh saat berbicara dengan NPC, tidak punya Map sendiri sehingga harus datang ke PokeCenter).
Overall: 3.75 / 5

Glitch parah yang saya temukan:
  1. Bisa mengambil Master Ball sebanyak yang kita mau, yaitu di lantai teratas markas Team Steam, pohon sebelah kiri di deretan pohon paling bawah dalam ruangan.
  2. Setelah menamatkan Lauren Region, saya coba kembali 'iseng' ambil Master Ball sebanyak-banyaknya. Tiba-tiba saya menemukan lempengan berhuruf Alpha ketiga yang dicari oleh sang Professor (padahal sudah pernah diambil sebelumnya). Saya iseng-iseng mengambil dan mengembalikannya ke Professor. Sang Professor menceritakan kembali kisah Arceus hingga selesai, dan setelah itu saya tidak bisa main game ini lagi. :'(
  3. Yang cukup mengganggu adalah: tidak semua kota bisa didatangi dengan HM Fly.
  4. Pulau Orange dan World Championship terletak di lokasi yang sama di peta, tidak seharusnya demikian.
Okelah, kurang lebih demikian review saya mengenai game ini, tidak ada salahnya jika Anda sekalian mencoba memainkan game versi hack yang satu ini. Oh iya, mengingat ada Glitch nomor 2, maka saya sarankan jangan mengambil lempengen tersebut supaya tidak mengganggu permainan.

* Sumber gambar: pokemonlightplatinum.com

Kalau ingat istilah Game Rhythm, saya teringat pada game injak-injak lantai yang dikenal orang dengan nama Dance-dance Revolution. Dulu, saya sering lihat orang-orang yang main game seperti ini di arcade game center seperti Timezone atau semacamnya. Biasanya sih saya lebih sering ngelihat cewek-cewek main, walaupun kadang ada cowok juga yang mainnya jago. Dan jujur saja, karena saya minder ngelihatin orang-orang yang udah pada jago, akhirnya saya gak pernah mainin game-game rhythm semacam itu. Saya hanya cukup senang ngelihatin orang-orang pada main.

Beberapa hari yang lalu, sebuah kiriman dari Tabanan (Bali) tiba di meja kantor. Melihat pengirimnya, saya langsung paham karena hanya buku inilah satu-satunya barang yang saya pesan dari seseorang dari Tabanan.  Buku ini berjudul "Daniel", berisi komik, sketsa, dan commentaries di balik pembuatan komik Daniel. 
Keingintahuan yang mendalam, daya analisis deduktif serta keahlian menyusup Sherlock Holmes dalam memecahkan serangkaian kasus terkadang membawanya bersama Dr. Watson -sahabat sekaligus penulis biografinya- ke dalam bahaya yang tak terduga.

Bermula dari pengaduan Edmund Carstairs mengenai kasus perampok Irlandia yang merusakkan empat lukisan yang seharusnya dikirim kepada Cornelius Stillman -kolektor benda seni-. Mr. Carstairs menyebutkan adanya seseorang yang ia yakini merupakan anggota geng bertopi flat, yang mengikutinya secara mencurigakan. Kekhawatiran Mr. Carstairs ini semakin memuncak ketika brangkas di rumahnya dibobol oleh seseorang yang diduga merupakan orang yang sama dengan orang yang selama ini menguntitnya. Oleh karenanya, ia meminta bantuan Sherlock Holmes untuk memecahkan kasus ini.
author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com