Monday, April 2, 2012

Ceng Beng 2563


Hari Minggu lalu (1/4/2012), memang baru saja terjadi ribut-ribut seputar kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Walaupun mengikuti perkembangannya, saya enggan untuk ikut berunjuk rasa karena tokh apa pun hasilnya tentu tidak pernah memuaskan. Nah, kita nggak perlu ribut-ribut soal ini. Apalagi di hari itu, keluarga kami harus berangkat ke makam kakek dan nenek untuk merayakan Ceng Beng.

Apa itu Ceng Beng?

Menurut wikipedia, Ceng Beng merupakan salah satu tradisi Cina untuk berziarah ke makam nenek moyang. Yah, mirip tradisi Nyadran kalo di Jawa sini. Kalau dulu-dulu, ketika saya masih kecil. Bagian yang disisakan untuk para cucu-cucu adalah memetik mahkota-mahkota bunga mawar dari pangkalnya sebelum ditaburkan. Selain itu, bagian yang mengasyikkan lainnya adalah membakar uang! (Lho, sayang dong?) Tentu saja bukan uang sungguhan, melainkan 'uang akhirat'. Katanya, uang-uang ini diyakini akan sampai di tempat penantian nenek moyang kita. Pada awal Ceng Beng, ikut dibakar juga rumah-rumahan sebagai rumah, serta orang-orangan untuk dijadikan 'pembantu' di dunia sana. Hmmm, lucu juga ya tradisi ini. Gambar di atas merupakan 'merk' dari uang-uangan yang dibakar tersebut.

Kalau emang tradisi bakar-bakaran ini boleh dimodifikasi, saya ingin ikut membakar apartemen atau rumah kos-kosan. Lumayan lah, untuk investasi di dunia sana. Selain bakar-bakaran, tentu kita semua harus sembahyang (dengan cara masing-masing) untuk menghormati roh-roh leluhur yang telah mendahului dan menurunkan kita; barulah setelah itu kami makan-makan bersama di pelataran makam. Ceng Beng juga menjadi salah satu festival untuk mengumpulkan keluarga selain festival-festival Tionghoa lainnya (seperti Imlek, Cap Go Meh, Bakcang, Ronde, dan lain-lain).

Dalam benak saya muncul sebuah pertanyaan: akankah tradisi ini akan berlanjut untuk keturunan-keturunan saya kelak? Hmm, nggak usah jauh-jauh: ngomong, nulis, baca bahasa Mandarin saja nggak bisa. Setidaknya, saya nggak lupa dengan festival-festival semacam ini. Selain unik, acara-acara semacam ini dapat dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga besar. Apalagi nanti kalau sudah berada jauh.

No comments:

Post a Comment

author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com