Friday, September 9, 2011

Terkuaknya Misteri Air Mistis di Jembatan Sardjito


Tanggal 26 Juni 2011 lalu, saya sempat menuliskan tentang sebuah pengalaman yang saya alami ketika melalui jembatan baru yang menghubungkan Jalan Nyi Tjondroloekito dengan Pogung. Pada waktu itu, saya merasa diciprati oleh butiran air kecil ketika melaju dari arah Jalan Nyi Tjondroloekito menuju Pogung (dari barat ke timur, itu berarti saya melalui jalan sebelah utara). Pengalaman serupa juga dialami oleh sahabat saya Miftah Rizkamuna, yang juga ditulis dalam artikel di blognya berjudul Air Apa Ya? Bukan hanya kami saja yang mengalami, ternyata sudah banyak orang yang terkena cipratan air tersebut. Kira-kira air dari mana ya?

Fakta

Cipratan tersebut hanya akan terjadi jika melewati sisi utara jalan, yaitu dari arah Monjali (Jl. Nyi Tjondroloekito) ke arah Pogung (UGM). Hal serupa tidak akan dialami jika melewati sisi selatan jalan, atau arah sebaliknya. Selain itu, waktu terjadinya cipratan bukanlah malam hari melainkan siang atau sore hari. Waktu terjadinya justru ketika panas-panasnya hari, bukannya waktu malam yang relatif dingin.

Jawaban

Ini dia pancuran deras yang nyemprot sampai ke atas.
Misteri itu akan tetap terselubung jika kita tidak berusaha menengok jalan di bawah jembatan. Sesuai dengan kabar yang diberitakan oleh sahabat saya Ari Susena (entah kapan dia ada waktu kok bisa turun duluan ke sana) dalam sebuah percakapan di Facebook, saya pun mencoba turun ke bawah jembatan.

Bukanlah hal mengejutkan yang tampak di bawah jembatan, melainkan sebuah pancuran yang sangat deras. Cipratan itu pun rasanya terulang lagi ketika saya menuruni jalan di sisi utara jembatan melalui jalan Monjali tentunya. Sepertinya clue yang diberikan Ari cukup jelas, sehingga saya tidak perlu mengadakan penelitian lebih lanjut.

  • Pancuran tersebut terletak persis di sisi utara jembatan. Oleh karenanya, hanya pengendara motor dari arah Monjali sajalah yang mengalami kejadian ini.
  • Ketika siang hari, suhu bumi relatif lebih tinggi. Oleh karena itu tekanan udara di bawah jembatan tentu lebih kecil dibandingkan bagian atas. Selain itu, timbul lah aliran udara dari bawah ke atas akibat tekanan di bawah yang lebih kuat. Air yang mengucur dengan tekanan tinggi melalui sebuah lubang yang lebih kecil daripada debit air yang dapat ditampungnya akan menciptakan butiran-butiran air kecil yang tampak melayang ke atas, yang tekanannya lebih kecil dalam jumlah yang cukup besar.

Oleh karena itu, pada suatu saat akan muncul kejadian butiran air tersebut meluap ke atas dan menyiprati siapa pun yang berada di atas jembatan.

2 comments:

  1. Ini jembatan antara Monjali-Pogung... selatan Ringroad... coba cari ^^

    ReplyDelete

author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com