Friday, July 15, 2011

Gebor: Mainan Kartu Klasik

Gebor
Sepenggal kisah masa lalu


Suatu saat, saya berjalan-jalan ke Mirota Batik yang berlokasi di Malioboro. Seperti biasanya, Mirota Batik senantiasa khas dengan aroma dupa yang harum semerbak mengelilingi bangunan bertingkat tiga. Di sana sini tampak barang-barang yang dijual, tak hanya batik tetapi juga barang-barang antik dan unik. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan di lantai pertama karena didominasi oleh kain-kain batik, sehingga saya harus naik ke lantai dua untuk melihat benda-benda antik tersebut.

Mata saya dialihkan oleh beberapa lembar poster kuno. Saya membalik satu demi satu poster-poster itu dan menemukan sebuah gambar yang tidak asing bagi saya. Benda tersebut ada dalam masa kecil saya yang saya kenal sebagai Gebor. Gebor memiliki dua sisi, yaitu: sisi muka yang berwarna dan sisi belakang dengan gambar rambu-rambu lalu lintas. Pada sisi muka, terdapat bermacam-macam gambar. Satu gebor besar terdiri dari 36 kotak-kotak bergambar. Biasanya menampilkan gambar-gambar buah atau hewan, terkadang komik yang ada ceritanya, ada juga yang bergambar film-film. Bagian muka ini lebih menyajikan informasi-informasi menarik ketimbang sisi belakang yang hanya bergambar rambu-rambu lalu lintas.

Gebor dipotong kecil-kecil dan biasanya dijadikan permainan oleh anak-anak waktu saya masih kecil. Permainan dilakukan dua orang, masing-masing memilih salah satu kartu sebagai gacuk / jagoan. Gacuk diletakkan di telapak tangan, kemudian di-toss atau ditamplek (bahasa Jawa). Gacuk yang menunjukkan sisi muka adalah milik si pemenang dan dia berhak mendapatkan gabor dari lawan untuk dimiliki. Cukup sederhana bukan?

Seiring perkembangan jaman, permainan semacam ini sudah amat jarang ditemui. Munculnya komputer menjadi penghalang berkembangnya permainan-permainan tradisional, termasuk gabor. Terlepas dari itu semua, gebor ini dapat dikatakan cukup mendidik. Terlihat bahwa informasi yang diberikan bukanlah: attack point, defense point atau gambar-gambar monster belaka seperti yang dapat dijumpai pada kartu-kartu mainan modern saat ini; atau simbol-simbol spade, heart, clover, diamond pada kartu poker; melainkan rambu-rambu lalu lintas (yang saat ini terlupakan oleh para pengendara motor). Sungguh amat disayangkan, permainan yang mendidik ini sudah hampir musnah dimakan waktu.

Jika saya pulang kelak, saya akan mencoba membuka kotak harta karun saya yang mungkin telah tertutup debu dan sarang laba-laba. Ketika kubuka nanti, pastilah akan teringat masa-masa kecil yang tak terlupakan. Gabor-gabor itulah yang menjadi saksi, saksi bahwa saya pernah hidup sebelum era digital.

Alias dari Gebor

Menurut teman saya yang berasal dari Bekasi, Gebor dikenal dengan nama Gambaran; sedangkan menurut teman saya yang berasal dari Putussibau (Kalimantan Barat), Gebor dikenal dengan nama Lambung (mungkin karena cara mainnya dilambungkan -berbeda metode dengan ditamplek-; sedangkan menurut teman saya yang berasal dari Palembang, Gebor dikenal dengan nama kartu Ambulans (kok bisa ya?).

Ada yang punya nama lain dari Gebor?

4 comments:

  1. Hahahaha, jd keinget jaman SD dulu. Aku paling suka ngumpulin yang gambarnya Spiderman XD

    ReplyDelete
  2. Namanya juga sepenggal kisah masa lalu. Di Wonogiri masih ada nggak yang kayak ginian?

    ReplyDelete
  3. hahha bener banget aku juga sering main kaya gitu waktu masih SD tapi di tempatku bukan gober tapi POT,..,aku juga gak tau kenapa bisa di namain kaya gitu cuma ngikut ma orang" terdahulu

    ReplyDelete
  4. memang nama-nama permainan ini lain-lain tiap daerah... tapi kalau mau mengumpulkan lagi sekarang sudah susah... makasih atas kunjungannya...

    ReplyDelete

author
Yacob Ivan
Indonesian, Mathematician, Business Analyst, Android Developer, History-traveller | http://www.yacob-ivan.com