St. Bonaventura (1217 - 1274) adalah seorang teolog yang berasal dari Paris yang mengikuti pola spiritual St. Fransiskus Assisi. Berbeda dengan St. Fransiskus Assisi, dia adalah seorang yang terpelajar dari salah satu universitas besar di Paris pada abad pertengahan. Melihat kehidupan Fransiskus Assisi, banyak buku yang mencoba menuliskan perjalanan hidup dan kesaksian imannya. Termasuk Bonaventura, banyak sekali tulisan yang dia buat untuk mengenang seorang tokoh yang menjadi insiprasi hidupnya, Fransiskus. Akan tetapi, tidak banyak tulisan yang menuliskan tentang Bonaventura.
Bonaventura tergabung dalam Ordo Fransiskan ketika dia kuliah. Pada waktu itu banyak sekali pelajar serta keluarga yang masuk ke dalam ordo ini, baik sebagai biarawan-biarawati maupun ordo keluarga Fransiskan. Dia sangat terpikat dengan kehidupan sang Santo ini yang luar biasa, kehidupan mewah yang ditinggalkan demi kesederhanaan dan cintanya akan Yang Mahakuasa.
Semasa hidupnya di Paris, Bonaventura menghasilkan karya akademik dalam bidang teologi. Setelah terpilih menjabat Minister Jendral Ordo, tulisan-tulisan utamanya lebih bernuansa religius. Ketika menjabat sebagai Minister Jendral Ordo, para pengikut Fransiskus mengalami kesulitan dalam menghayati spiritualitas pendiri mereka. Ada ketegangan serius antara mereka yang memberikan interpretasi spiritual yang apokaliptik terhadap pesan Fransiskus dan mereka yang ingin menekankan ciri radikal dari gerakan Fransiskan yang membuatnya lebih seperti ordo-ordo yang sudah ada. Posisi Bonaventura sebagai minister jendral membawanya jauh terlibat dalam konflik ini, dan karena alasan inilah ia mengundurkan diri pada tahun 1259 dan hidup menyepi di Gunung Suci Fransiskan, La Verna, agar dapat lebih menyelami dunia spiritual sang pendiri.
La Verna terletak sekitar 60 mil sebelah utara Assisi. Pada tahun 1213, Count Roland dari Chiusi menghibahkan gunung tersebut kepada Fransiskus untuk tempat menyepi dan berdoa, seperti halnya dalam Kitab Suci di mana Yesus biasa pergi beristirahat ke gunung-gunung untuk berdoa. Ketika berdoa dalam bulan September 1224 di puncak La Verna, Fransiskus mengalami stigmata. Di tempat ini pulalah Bonaventura menyusun Itinerarium (Perjalanan Jiwa Menuju Allah), yang sekaligus merupakan awal pemikiran teologi dan sebagai model untuk semua karyanya di kemudian hari.
Meskipun sejarah hanya memberi sedikit perincian tentang kehidupan pribadi Bonaventura, namun tampak bahwa ia mendapatkan penghargaan yang besar dan perhatian dari orang-orang sezamannya. Dokumen sejarah cenderung menuliskan citra buruk semasa ia berperan sebagai Minister Jendral Ordo. Kepuitisan, kesenimanan, ketulusan dan keindahan serta kesalehan yang seringkali terpancar dalam berbagai karyanya meneguhkan Bonaventura sebagai orang yang seperti halnya Fransiskus, berusaha untuk hidup dalam kedamaian dan keselarasan dengan Allah, dengan umat manusia dan dengan seluruh dunia ciptaan Allah.
No comments:
Post a Comment